Hévíz yang menawan
Di Hungaria yang dingin, di sisi bukit-bukit dan danau-danaunya yang dalam, atau istana Festetics dari zaman Barok di kota Keszthely, kurenungi masa depan dan musim-musimnya yang masih misterius. Hévíz, kota kecil yang menawan rasa dan memanjakan mata. Sungguh orang-orang Rusia bagai menemukan rumah mereka di sana. Di jalan-jalan atau di kafe-kafe tak jarang terdengar ocehan-ocehan dalam bahasa Rusia.
Saya di sana di antara mereka. Sekonyong-konyong kaum yang berbahasa Rusia diam dan memandang seorang berkulit hitam bicara bahasa Rusia di Hévíz yang eksotik. Dalam hati saya sedikit risih karena aksen Rusiaku yang jauh dari sempurna. Tapi saya memenangkan perhatian beberapa warga Rusia di tepi danau Hévíz saat hari menjelang malam. Menyalami orang Rusia dan membuat mereka tersenyum, bahkan tertawa adalah hal yang indah dan hangat saat angin musim dingin berhembus kencang.
Sewaktu minum anggur Hungaria yang tak terlupakan, seseorang bilang anggur Hungaria enak rasanya. Sejenak saya diam dan menjawabnya enteng, "Bukan soal anggur apa yang kamu minum, tapi dengan siapa kamu minum anggur hingga tegukan terakhir, itu lebih penting." Teman-teman sekeliling meja tertawa, seakan mereka tak bisa membantah ungkapan itu, ataukah mungkin setuju begitu saja dengan ungkapan ini.
Jika kamu pandai berkelakar, dan kelakarmu bisa diterima akal sehat, maka orang Rusia cepat cair dan akrab. Sebelum gelap menyelimuti Hévíz, saya menarik diri dari keramaian, menemukan gereja Orthodox (Paroki Ikon Maria Bunda Allah) yang anggun dengan salib (Tuhan) yang tak biasa. Salib "Yesus tanpa lengan" tergantung pada dinding di belakang altar. Terkesan kedua lengan-Nya terpotong. Di sana keheningan adalah sahabat di sudut negeri yang asing.
Comments
Post a Comment